ID Times

situs berita dan bacaan harian

Matahari Terakhir di Kota Asing

Di pojok jalan yang sempit, Ava berdiri memandangi langit merah yang perlahan-lahan menyusut menjelang malam. Kota asing ini, di mana dia tiba lebih dari sebuah minggu lalu, tampak aneh namun memesona. Deru suara kendaraan, langkah kaki yang bergegas, dan aroma makanan dari penjaja kaki lima menciptakan simfoni kehidupan yang menarik.

Ava adalah seorang penjelajah yang mencari jati diri setelah mengalami patah hati. Keputusan untuk meninggalkan rumah dan menjelajahi dunia terasa seperti sebuah pelarian, namun di sinilah dia menemukan pelajaran berharga tentang keberanian. Sinar matahari yang semakin merendah memberikan nuansa kehangatan, meskipun barisan bangunan tua di sekelilingnya mengingatkannya akan kesepian.

Saat matahari mulai terbenam, Ava melihat sekelompok anak-anak bermain di tepi jalan. Tawa mereka mengisi udara dengan keceriaan. Dia tersenyum, berusaha menangkap momen ini, merasakan sejenak kebahagiaan yang seolah jauh darinya. Dalam sekejap, dia teringat pada senyuman seseorang yang pernah berdekat dengannya—seorang pria bernama Rian yang dulu mengisi hari-harinya dengan kasih sayang.

“Mungkin inilah saatnya,” gumamnya pada diri sendiri. Ava mengeluarkan buku sketsanya, biarkan jari-jarinya menari di atas halaman, menggambar wajah-wajah ceria anak-anak itu dan menciptakan kenangan baru. Setiap garis, setiap bayangan, adalah lambang harapan.

Ketika matahari mulai tergelincir di balik gedung-gedung, warna-warna langit bergradasi dari indahnya oranye ke merah tua, seakan memberi peringatan akan akhir sebuah hari. Namun bagi Ava, itu juga menandakan awal sesuatu yang baru. Dia menyadari bahwa meskipun dia tersesat di kota asing ini, dia bukanlah satu-satunya yang mencari keceriaan. Setiap tawa, setiap sapaan, membuatnya merasa lebih hidup.

Sebelum pulang, Ava memutuskan untuk menjelajahi lebih lanjut, menemukan sudut-sudut kota yang belum pernah dia lihat. Saat dia melangkah lebih jauh, dia merasakan sinar matahari terakhir yang menyapu punggungnya, seakan memberikan pelukan hangat yang penuh janji. Ava tahu bahwa dalam kesunyian, ada keindahan yang harus ditemukan, dan di luar sana, di dunia yang luas ini, petualangannya baru saja dimulai.

Di kota asing ini, dia menemukan bahwa setiap akhir adalah permulaan yang baru. Dalam perjalanan pulang, jiwanya dipenuhi harapan dan semangat untuk menjelajahi lebih banyak lagi, menyambut matahari yang akan datang.

**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Gambar ini menggambarkan suasana kota di sore hari, dengan langit yang menghiasi warna oranye dan merah saat matahari terbenam. Di depan latar tersebut, Ava terlihat berdiri dengan buku sketsa di tangan, tersenyum sambil melukiskan wajah anak-anak yang bermain di sampingnya. Di latar belakang, siluet bangunan tua dan lampu-lampu jalan yang mulai menyala memberikan nuansa kehidupan kota yang hangat dan penuh cerita.

### Matahari Terakhir di Kota Asing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *