Penjaga yang Mengawal Alam Paralel
August 25, 2024
Di suatu pagi yang tenang, di sebuah desa yang terletak di antara dua gunung tinggi, hiduplah seorang pemuda bernama Raka. Raka bukanlah pemuda biasa. Di balik senyum ramahnya, tersimpan sebuah rahasia yang sangat berharga. Ia adalah Penjaga Alam Paralel, seorang pelindung yang ditugaskan untuk menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia lain yang disebut Alam Paralel.
Alam Paralel bukanlah konsep yang asing bagi penduduk desa. Mereka sering mendengar cerita tentang dunia di balik cermin, di mana makhluk-makhluk aneh hidup berdampingan dengan realitas yang mereka kenal. Namun, bagi Raka, tanggung jawab menjaga dan mengawasi tempat itu bukanlah sekadar dongeng belaka. Setiap malam, ketika keremangan menggelayuti desanya, Raka melakukan ritual kuno untuk membuka portal menuju Alam Paralel.
Suatu malam, saat bintang-bintang bersinar cerah, Raka melangkah ke tepi sebuah danau yang tenang. Airnya berkilauan seperti permata, mencerminkan cahaya bulan purnama. Ia mengangkat tangan kanan dan berseru, “Semesta, izinkan aku masuk.” Seketika, permukaan air bergetar, membentuk lingkaran cahaya yang memancarkan energi magis. Dengan langkah mantap, ia melangkah ke dalam portal, terbenam dalam cahaya yang menyilaukan.
Ketika matanya terbuka kembali, Raka sudah berada di Alam Paralel. Segala sesuatu di sekelilingnya sedikit berbeda; pohon-pohon tampak berwarna-warni, burung-burung bernyanyi dengan melodi yang belum pernah ia dengar, dan cahaya matahari bersinar lebih cerah. Namun, ada satu hal yang selalu Raka jaga: keseimbangan.
Setiap makhluk yang berada di Alam Paralel mempunyai perannya sendiri. Di antara mereka, ada Makhluk Zahir, yang selalu ingin menjelajahi dunia nyata, dan Makhluk Gaib, yang berusaha melindungi kedamaian dunia mereka. Raka mengenal mereka semua dan selalu menjaga agar kedua belah pihak tidak saling mengganggu.
Suatu ketika, Raka mendengar desas-desus di antara Makhluk Zahir. Mereka merencanakan untuk menciptakan portal ke dunia nyata dan menjelajahinya. Raka merasa khawatir, karena jika hal itu terjadi, batas yang selama ini ada antara kedua dunia bisa runtuh, dan kekacauan bisa menyebar.
Setelah beberapa hari memantau, Raka akhirnya menemukan sumber rencana tersebut. Di sebuah lembah yang dipenuhi bunga berwarna cerah, Raka menemui Arin, pemimpin Makhluk Zahir. Arin memiliki ambisi yang besar. Dia ingin menjelajahi dunia nyata, mencari tahu bagaimana manusia hidup. “Kenapa kita selalu terkurung di sini? Bukankah di luar sana ada lebih banyak petualangan yang bisa kita temukan?” tanyanya kepada Raka.
Raka menghela napas. “Arin, ini bukan tentang petualangan. Dunia kita dan dunia mereka memiliki hukum yang harus dihormati. Jika kalian masuk ke dunia nyata, itu akan mengganggu keseimbangan. Kami tidak bisa membiarkan itu terjadi.”
Tapi Arin tidak peduli. “Kami ingin melihat dunia itu, Raka! Kami berhak untuk merasakannya!” Dengan semangat yang membara, Arin semakin giat mencari cara untuk menciptakan portal.
Saat malam tiba dan semua makhluk berkumpul di lembah, Raka memutuskan untuk berbicara lagi. “Teman-teman, saya mengerti keinginanmu, tetapi dunia manusia tidak seindah yang kalian bayangkan. Ada bahaya yang mengintai. Ada yang tidak bisa kita lihat. Mari kita jaga keharmonisan ini.”
Raka berharap bisa meredakan semangat mereka, tetapi Arin, yang merasa terdesak, menyela, “Jadi, Anda akan berdiri di sini dan menghalangi kami? Kami akan membuat portal itu, Raka. Kami tidak akan ditahan lebih lama.”
Ketegangan mulai meningkat. Raka tahu dia harus bertindak. Dalam hati, muncul strategi. Dia harus menunjukkan kepada mereka apa yang akan terjadi jika mereka melanggar batas. Dengan tenang, dia mengeluarkan alat kuno dari saku. Itu adalah Kaca Cermin, sebuah artefak yang dapat memproyeksikan kemungkinan dunia lain.
Dengan nyalakan kekuatan Kaca Cermin, Raka memfokuskan energinya. Di hadapan mereka, gambaran dunia nyata muncul, penuh dengan kekacauan, kemarahan, dan ketidakharmonisan. Dia menunjukkan kepada mereka bencana-bencana yang disebabkan oleh keserakahan, menjadi saksi hidup bagaimana dunia manusia seringkali tidak peduli pada alam.
Melihat semua itu, beberapa Makhluk Zahir mulai ragu. Namun, Arin tetap bersikukuh. “Itu semua bukan urusan kita! Kita bisa mengubahnya! Kita bisa membuat dunia manusia menjadi tempat yang lebih baik.”
Raka menggeleng. “Tidak semua hal bisa diubah, Arin. Yang perlu kita lakukan adalah menjaga ekosistem dari dalam. Dengan menghormati batasan ini, kita akan mampu menjaga kedamaian.”
Akhirnya, Raka mengambil langkah berani. Dia berpindah ke depan, dengan penuh keyakinan, dia berkata, “Jika kalian terus berusaha memasuki dunia manusia, kalian akan berisiko kehilangan segalanya—bukan hanya dunia kita, tetapi juga jiwa kalian.” Suaranya tegas dan menembus batasan.
Setelah momen hening yang menegangkan, akhirnya Arin merenung. Kekecewaan dan pengertian muncul di wajahnya. “Mungkin… kau benar, Raka. Mungkin keinginan kita untuk menjelajah terlalu besar, sampai-sampai kita lupa akan tanggung jawab kita.”
Raka mengangguk. “Kita bisa bekerja sama untuk memperbaiki dunia ini dari sini. Kita bisa membangun hubungan yang kuat antara kedua dunia tanpa harus melanggar batasan. Keseimbangan adalah kunci.”
Sejak malam itu, Arin dan Raka bekerja bersama, merajut jembatan antara dua dunia dengan cara baru—melalui pemahaman, kolaborasi, dan saling menghormati. Alam Paralel tidak lagi menjadi tempat yang terpisah, tetapi menjadi inspirasi bagi makhluk dan manusia untuk bersama menjaga keindahan yang ada, bereksplorasi di dalam kearifan, sekaligus merawat yang sudah ada.
Kini, Raka bukan hanya seorang penjaga; dia adalah jembatan. Dari malam ke malam, dia melangkah antara dua dunia, menjaga keseimbangan sembari menyebarkan kebijaksanaan dan pemahaman. Di tengah perjalanan itu, dia mengingatkan semua orang bahwa kadang-kadang petualangan terbaik adalah apa yang kita jalani di rumah sendiri, di dunia yang kita huni ini.
**Deskripsi Gambar untuk Artikel:**
Sebuah ilustrasi yang menggambarkan seorang pemuda dengan senyum ramah, berdiri di tepi danau yang berkilauan di bawah sinar bulan purnama. Dalam sorotan cahaya, tampak siluet portal berbentuk lingkaran yang mengarah ke alam lain, di mana pohon-pohon berwarna-warni dan makhluk aneh menjulang, menciptakan suasana magis yang menampilkan keseimbangan antara dua dunia.