ID Times

situs berita dan bacaan harian

Penjelajah di Dunia di Bawah Gunung

Di sebuah desa kecil bernama Dataran Hijau, tersembunyi di balik pegunungan nan megah, tinggal seorang pemuda bernama Rian. Rian dikenal sebagai seorang penjelajah dan pencinta alam. Mimpinya adalah menjelajahi setiap sudut bumi, tapi satu hal yang selalu menarik perhatiannya adalah cerita-cerita kuno tentang dunia di bawah Gunung Kelud. Desa tersebut, meski dikelilingi keindahan alam, menyimpan misteri yang menunggu untuk diungkap.

Suatu sore, saat sinar matahari mulai meredup, Rian memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan tua di desa yang menyimpan berbagai manuskrip kuno. Dia berharap bisa menemukan petunjuk tentang dunia bawah tanah yang diceritakan oleh para pendahulu. Dengan semangat yang menggebu, Rian melangkah masuk ke perpustakaan yang penuh debu dan aroma kertas tua.

Setelah menjelajahi rak-rak yang tinggi, Rian menemukan sebuah buku tebal berjudul “Kisah Legenda Dunia Bawah Gunung”. Dengan penuh rasa ingin tahu, dia membacanya. Ternyata, buku itu mengisahkan tentang sebuah kerajaan bawah tanah yang dipimpin oleh seorang raja bijaksana bernama Raja Ardian. Kerajaan ini memiliki sumber daya alam yang melimpah dan penduduk yang hidup harmonis, tetapi mereka terancam oleh letusan Gunung Kelud yang bisa menghancurkan segalanya.

Buku itu juga menyebutkan bahwa pintu masuk menuju kerajaan itu tersembunyi di dalam gua besar di lereng Gunung Kelud. Rian merasa darahnya mengalir lebih cepat; ini bisa menjadi petualangannya yang paling luar biasa.

Keesokan harinya, Rian berkemas. Dia membawa semua peralatan yang diperlukan: senter, makanan, dan peta yang dia gambar berdasarkan catatan di bukunya. Pagi itu, Rian mengucapkan selamat tinggal kepada keluarganya dan berjanji untuk kembali dengan cerita yang menakjubkan.

Setelah mendaki selama beberapa jam, Rian akhirnya tiba di gua yang ditulis dalam buku. Mulut gua itu menjulang besar seolah memanggilnya untuk masuk. Dengan rasa berdebar, Rian menghidupkan senternya dan memasuki kegelapan.

Di dalam gua, suhu mendadak dingin dan suasana menjadi sunyi. Di dinding gua terdapat lukisan-lukisan kuno yang menggambarkan kehidupan para penduduk kerajaan bawah tanah. Rian terus melangkah dengan hati-hati, menelusuri lorong-lorong berkelok yang seakan tidak berujung. Setelah beberapa menit berjalan, dia tiba di sebuah ruang luas, dikelilingi stalaktit yang memancarkan cahaya lembut berwarna biru.

Di tengah ruangan terdapat sebuah pedestal yang tampak kuno, di atasnya terletak sebuah kristal besar yang berkilauan. Rian mendekat, merasakan energi kuat yang terpancar dari kristal itu. Ketika dia mengangkatnya, tiba-tiba seluruh ruangan bergetar. Dinding-dinding gua bergetar dan sekilas terlihat kilau terang muncul dari arah jauh.

Rian terperangah ketika dihadapkan pada pemandangan yang tidak pernah dia bayangkan. Ternyata di balik gigi-gigi batu, ada sebuah jalan setapak yang menuntunnya kepada sebuah lembah yang memukau, bersinar dengan warna-warni flora dan fauna yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Sambil menahan napas, dia melangkah maju, menjelajahi dunia yang penuh keajaiban.

Lembah itu ternyata adalah sebuah kerajaan yang selama ini terisolasi dari dunia luar. Penduduknya, yang disebut sebagai Kaum Bawah, adalah makhluk dengan keahlian magis dan teknologi canggih. Mereka mengenali Rian sebagai penjelajah dan sambutannya hangat.

Seorang pemimpin dari Kaum Bawah, yaitu Ratu Marena, menyambut Rian. Dia menjelaskan bahwa keberadaan mereka selama ini dilindungi oleh kekuatan kristal yang Rian temukan. Kristal itu bukan hanya sumber kekuatan, tetapi juga lambang persatuan untuk menjaga damai dan harmoni di kerajaan mereka.

Rian terpesona oleh keindahan dunia yang dipenuhi dengan tanaman yang bisa berbicara dan hewan-hewan yang bersinar. Dia belajar banyak dari penduduk mengenai cara mereka hidup selaras dengan alam. Setiap hari adalah petualangan, belajar membuat ramuan herbal, menggali artefak bersejarah, dan mendengarkan kisah-kisah legenda.

Namun, Rian tak dapat melupakan yang diluar. Dia merindukan keluarganya dan teman-temannya. Di hati kecilnya, dia tahu dia harus kembali sebelum mereka khawatir. Suatu malam, saat berbincang dengan Ratu Marena, Rian menceritakan niatnya untuk pulang.

Ratu Marena mengerti, dan walaupun sedih, dia mengatakan bahwa Rian tidak perlu khawatir, sebab dia akan memberi Rian salinan peta untuk kembali ke dunia atas. “Jangan lupakan kami, Rian. Kami akan selalu menanti kedatanganmu,” kata Ratu Marena.

Rian mengingat setiap detil dari tempat indah ini dan segala pelajaran yang telah dia dapatkan. Bagi Rian, dunia bawah Gunung Kelud bukan sekadar tempat, tetapi rumah kedua; tempat di mana dia menemukan makna sejati dari keberanian dan persahabatan.

Akhirnya, saat menjelang fajar, Rian berpamitan dengan penduduk Kaum Bawah. Dengan langkah pasti, dia mengikuti peta yang diberikan Ratu Marena dan melangkah kembali ke gua tempat dia pertama kali masuk.

Setelah berhari-hari berjalan, dia keluar dari gua itu dan berdiri di lereng gunung, menatap keindahan desa yang familiar. Aroma udara segar dan suara alam menyambutnya kembali. Rian bergegas pulang.

Sesampainya di desa, semua orang terkejut melihatnya kembali. Keluarganya segera menyambutnya dengan pelukan hangat. Rian menceritakan petualangannya di dunia bawah Gunung Kelud dengan penuh semangat. Dia ingin berbagi keindahan dan keajaiban yang dia temukan di sana.

Rian menjadi pahlawan di desanya, bukan hanya karena kisah petualangannya, tetapi juga karena keberaniannya untuk mengejar impian dan menjelajahi hal-hal yang tidak diketahui. Sejak saat itu, desa Dataran Hijau menjadi terkenal dengan cerita tentang penjelajah yang menemukan kerajaan di bawah gunung, menarik banyak orang untuk datang dan merasakan keajaiban alam.

Dengan demikian, Rian menyadari bahwa tidak peduli seberapa jauh anda menjelajah, rumah tidak hanya tempat kita dilahirkan, melainkan tempat di mana hati kita berada. Dan saat malam tiba, Rian seringkali melihat bintang-bintang bersinar, mengingatkan dia akan dunia fantastis yang menantinya di bawah Gunung Kelud.

**Gambaran Gambar untuk Artikel:**
Gambar menggambarkan seorang pemuda bernama Rian yang berdiri di depan mulut gua yang gelap dan misterius di lereng Gunung Kelud. Dia membawa ransel dan senter di tangannya, dengan sudut pandang dari belakang sehingga terlihat atmosfer magis dari gua dan pegunungan yang menjulang tinggi. Di latar belakang, sinar matahari perlahan-lahan tenggelam, menciptakan kontras antara kegelapan gua dan keindahan alam sekitarnya. Beberapa motif kuno, seperti lukisan dinding, terlihat samar-samar di sekitar mulut gua, menambah elemen misteri dan petualangan.

**Judul: Penjelajah di Dunia di Bawah Gunung**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *