ID Times

situs berita dan bacaan harian

Roh yang Menyatu dengan Cahaya Kosmik

Di sebuah desa kecil yang terletak di tengah pegunungan, hiduplah seorang pemuda bernama Arga. Selalu terpesona oleh langit malam yang dipenuhi bintang, ia sering menghabiskan waktu di atas bukit dekat rumahnya, mengamati cahaya-cahaya yang berkelap-kelip. Sore itu, seperti biasa, Arga datang ke sana, namun tidak ada yang dapat memprediksi apa yang akan terjadi malam ini.

Langit malam lembayung, dan bintang-bintang mulai keluar dari tempat persembunyiannya. Arga duduk bersila di atas batu besar, menjelajahi setiap titik cahaya di langit. Ia percaya bahwa setiap bintang memiliki cerita dan misteri yang menunggu untuk dikuak. Sejak kecil, neneknya sering bercerita tentang roh-roh yang mengembara di antara bintang-bintang, menerangi kegelapan kosmos dengan cahaya mereka.

Tiba-tiba, Arga merasakan getaran aneh di sekelilingnya. Ia menutup mata dan berusaha mencari tahu sumber getaran tersebut. Dalam keheningan malam, suara lembut berbisik di dalam pikirannya, “Arga, kamu siap untuk melihat dunia baru?”

Ketika ia membuka mata, tiba-tiba langit terlihat berbeda. Bintang-bintang berkilau lebih terang, membentuk pola-pola yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Arga terpesona, seolah dia sedang berada dalam lukisan alam semesta yang hidup. Silau cahaya dari bintang yang paling terang di langit memikatnya, dan ia merasakan dorongan untuk mendekatinya.

Seakan terhipnotis, Arga berdiri dan berjalan menuju cahaya yang memancar di atas, terasa angin lembut membimbing langkahnya. Dalam sekejap, ia merasakan panas dari sinar yang mencolok dan tubuhnya terasa melayang. Dalam nuansa bintang yang menari, Arga mulai melampaui batas tubuh fisiknya.

“Selamat datang, Arga,” suara yang sama itu kembali terdengar, kali ini lebih jelas dan memikat. “Aku adalah Roha, roh cahaya kosmik. Selama berabad-abad, aku mengembara di antara bintang-bintang, menjaga keseimbangan cahaya dan kegelapan.”

Arga terpesona dan sedikit takut. Ia tidak pernah mengira bisa berbicara dengan makhluk semacam ini. “Apa yang terjadi? Mengapa aku di sini?”

“Aku melihat ketulusan hatimu, Arga. Kamu ingin memahami langit, dan aku ingin menunjukkan padamu apa yang ada di baliknya,” kata Roha. “Bersama kita akan menyatu, dan kamu akan merasakan pengalaman seumur hidup.”

Tanpa pikir panjang, Arga mengangguk, merasakan semangat yang meluap. Dalam sekejap, cahaya yang membutakan membungkusnya, dan Arga merasakan seluruh tubuhnya bergetar. Dalam kebisingan bisikan bintang, ia merasa seperti terbang.

Perjalanan mereka membawa Arga melintasi galaksi yang indah dan tak terukur. Mereka melintasi nebula berwarna-warni, bintang lahir, dan sistem planet yang berputar dengan harmoni. Arga merasakan emosi yang luar biasa — rasa damai dan kebesaran semesta mengalir dalam dirinya. Mata Arga terbuka lebar, merangkum setiap momen. Dalam setiap cahaya, ia melihat fragmen kehidupan yang begitu berharga.

“Sekarang, lihatlah,” Roha berkata sambil menunjuk ke arah sebuah planet biru yang indah. “Itu adalah Bumi. Tempat di mana kehidupan berdenyut dengan keajaiban.”

Ketika Arga memandang Bumi dari kejauhan, ia merasakan ikatan yang mendalam. Ia melihat hutan yang luas, lautan yang dalam, dan pegunungan yang menjulang tinggi. Hatinya dipenuhi rasa rindu untuk kembali dan melindungi tempat kelahirannya.

Roha seolah memahami pikirannya. “Kamu adalah bagian dari semesta ini, Arga. Setiap makhluk memiliki perannya masing-masing. Untuk menjaga keharmonisan, kamu perlu berbagi pengetahuan yang kamu peroleh.”

Arga menangguk, merasa beban tanggung jawab mulai mengendap dalam hatinya. “Tapi bagaimana cara saya melakukannya?” tanyanya.

“Beri tahu dunia tentang keajaiban dan keindahan yang kamu lihat. Cahayai mereka dengan cinta dan pengetahuan,” jawab Roha. “Kamu dapat membawa pencerahan ke dalam hidup mereka, menjadikan mereka lebih penuh rasa syukur.”

Dengan semangat baru, Arga membayangkan dirinya kembali ke desanya, berbagi kisah luar biasa yang telah ia alami, bagaimana setiap bintang mampu berbicara dan hidup dalam harmoni dengan harmoni semesta.

Tak lama setelah itu, Arga merasakan energi menyusuri tubuhnya. “Waktunya tiba, Arga. Saatnya kamu kembali,” kata Roha. “Ingatlah, aku selalu ada di sini, dalam cahaya bintang. Ketika kamu melihat ke langit malam, ingatlah aku.”

Dalam sekejap mata, Arga kembali ke bukit tempatnya duduk sebelum perjalanan dimulai. Dengan perasaan campur aduk—bahagia namun sedikit kehilangan—ia mendongak ke langit malam. Semua bintang bersinar terang, lebih cerah dari sebelumnya, seolah memberi salam selamat datang.

Hari-hari berlalu, dan Arga tak henti-hentinya menceritakan kisahnya kepada setiap orang di desanya. Saat ia berkumpul dengan anak-anak, orang dewasa, bahkan sesekali orang bijak, ia mengisahkan keajaiban yang pernah dialaminya. Ia menggambarkan keindahan nebula, suara-suara lembut yang membisikkan wisdom, dan bagaimana setiap makhluk hidup saling terhubung dalam jaringan cahaya dan kasih sayang.

Kisah Arga mulai menyebar ke desa-desa tetangga, menarik perhatian banyak orang. Mereka datang untuk mendengarkan dan terinspirasi oleh pengalaman luar biasanya. Semuanya berubah ketika Arga menggelar acara malam bintang, di mana semua orang berkumpul untuk melihat langit malam bersama. Dengan alat sederhana, mereka mengamati bintang-bintang dan mendiskusikan apa yang mereka lihat.

Dengan sikap positif yang tumbuh, semakin banyak orang dari desa-desa sekitarnya yang bergabung, dan Arga merasa bahagia dapat menyebarkan rasa syukur dan cinta untuk langit dan semua isinya. Perlahan, ia melihat orang-orang menjadi lebih peka terhadap lingkungan mereka. Mereka mulai menjaga alam, merawat tumbuhan, dan memperhatikan suara-suara kecil yang sebelumnya tak terjamah.

Seiring berjalannya waktu, Arga dikenal sebagai “Penjaga Cahaya.” Nama itu menyebar, di mana ia terus menginspirasi banyak orang untuk menghargai keindahan alam dan merasakan kedamaian semesta. Arga menyadari bahwa perjalanan yang mungkin tampak singkat itu telah mengubah hidupnya dan banyak orang di sekitarnya. Walaupun Roha tidak pernah muncul lagi, Arga tahu bahwa saat-saat saat di antara bintang adalah abadi dan akan terus bersinar di dalam jiwanya.

Bertahun-tahun kemudian, ketika Arga melihat ke langit malam, kilau bintang membuat hatinya bergetar. Ia tahu, cahaya yang menyatu dengannya akan selalu ada, memberi inspirasi kepada generasi mendatang untuk merawat dan menghargai ikatan mereka dengan alam semesta.

Roh Roha, yang menyatu dengan cahaya kosmik, telah melekat dalam jiwanya, dan Arga berjanji untuk terus menyebarkan cahaya itu, mengingatkan semua orang akan pentingnya menjaga harmoni di bumi dan langit.

**Image Description:** Gambar yang menyertai artikel ini menampilkan pemandangan malam yang menakjubkan di sebuah desa kecil di pegunungan. Di tengah gambar, seorang pemuda berdiri di atas bukit, dikelilingi oleh bintang-bintang yang berkilauan. Di latar belakang, langit dipenuhi oleh nebula warna-warni, mewakili angan-angan dan keajaiban alam. Aura cahaya lembut menyelimuti pemuda tersebut, menyoroti momen magis saat ia mengalami perjalanan ke dunia cahaya kosmik.

**Roh yang Menyatu dengan Cahaya Kosmik**

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *